BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tanaman ini berasal dari Himalaya, Asia Utara, dan
meluas ke seluruh daratan baik tropis atau subtropis. Di pegunungan Himalaya
Utara, ketimun telah ditanam selama 3000 tahun.
Di Indonesia tanaman mentimun umumnya diusahakan
di dataran rendah, dengan berbagai nama, seperti timun (Jawa), bonteng (Jawa
Barat), temon atau antemon (Madura), ketimu atau antimun (Bali), hantimun
(Lampung) dan Timon (Aceh). Budidaya mentimun di Indonesia berkembang hampir di
setiap propinsi.
Ketimun
dibudidayakan dimana-mana, baik di ladang, halaman rumah, atau di rumah kaca. Tanaman
ini tidak tahan terhadap hujan yang terus menerus. Pertumbuhannya memerlukan
kelembaban udara yang tinggi, tanah subur yang gembur, dan mendapat sinar matahari
penuh dengan drainage yang baik.
2. Rumusan Masalah
Bagaimana morfologi Cucumis sativus.L
?
Bagaimana anatomi Cucumis sativus.L
?
Bagaimana fisiologi Cucumis sativus.L?
Bagaimana
Varietas dan Agroekosistem Cucumis sativus. L ?
Bagaimana klasifikasi Cucumis
sativus. L ?
Bagaimana manfaat Cucumis sativus. L
?
3. Tujuan Penulisan
1. untuk mengetahui
morfologi Cucumis sativus. L ?
2. untuk mengetahui
anatomi Cucumis sativus. L ?
3. untuk mengetahui
fisiologi Cucumis sativus. L ?
4. untuk mengetahui
varietas dan agroekosistem Cucumis
sativus. L ?
5. untuk mengetahui
klasifikasi Cucumis sativus. L ?
6. untuk mengetahui
manfaat Cucumis sativus. L ?
4. Metode Penulisan
Dalam menyusun
makalah ini langkah-langkah yang kami lakukan yaitu :
1. Mencari sumber buku yang berhubungan
dengan judul makalah maupun buku yang sifatnya hanya sebagai penuntun dalam
mengklasifikasikan,
2. Sumber Internet,
3. Setelah terkumpul lalu dibaca dan dipilih
bahan yamg sesuai dengan judul makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
1.Morfologi
Ketimun
atau mentimun merupakan suatu jenis tanaman merambat yang buahnya terutama
dimakan sebagai lalap dan sayur. Tanaman ini termasuk dalam anggota suku
labu-labuan. Buahnya
biasanya dipanen ketika belum masak benar untuk dijadikan sayuran atau penyegar, tergantung
jenisnya.
Habitus mentimun berupa herba lemah melata atau setengah
merambat dan merupakan tanaman semusim: setelah berbunga dan berbuah tanaman mati.
Ketimun sebaiknya dirambatkan ke ajir-ajir dan tumbuh baik pada dataran rendah
sampai 1.300 meter di atas permukaan laut. Tanaman semusim ini merayap pada
tonggak atau tumbuhan lain.
Ketimun mempunyai sulur dahan
berbentuk spiral yang keluar di sisi tangkai daun. Sulur ketimun adalah batang
yang termodifikasi dan ujungnya peka sentuhan. Bila menyentuh galah misalnya,
sulur akan mulai melingkarinya. Dalam 14 jam sulur itu telah melekat kuat pada
galah itu. Kira-kira sehari setelah sentuhan pertama sulur mulai bergelung,
atau menggulung dari bagian ujung maupun pangkal sulur. Gelung-gelung terbentuk
mengelilingi suatu titik di tengah sulur yang disebut titik gelung balik. Dalam
24 jam, sulur telah tergulung ketat.
a. Daun ketimun
Susunan
daunnya merupakan susunan daun tidak lengkap, karena hanya terdiri atas tangkai
dan helaian saja ( sering disebut daun bertangkai ).
Bertangkai panjang berbentuk bulat berongga dengan permukaan yang berambut-rambut. Bangun
daunnya berbentuk bulat, sehingga bagian yang terlebar berada di tengah-tengah
daun. Ujung daun berbentuk meruncing. Susunan tulang daunnya menjari, terdiri
atas ibu tulang daun yang merupakan terusan tangkai daun dan terdapat di
tengah-tengah membujur dan membelah daun. Terdiri juga atas tulang-tulang
cabang dan urat daun. Ibu tulang daun mencapai tepi daun. Tepi daun bergerigi.
Panjangnya 7-18 cm, lebar 7-15 cm, Pangkal daun berlekuk merupakan tanaman
tahunan. Daging daun tipis lunak. Permukaan daun berbulu kasar. Warna daun
hijau tua, warna daun yang masih muda berbeda dengan warna daun yang sudah tua.
Merupakan daun tunggal karena pada tangkai daun hanya terdapat satu helaian
saja, kedudukan daun pada
batang tanaman berselang seling antara satu daun dengan daun diatasnya.
b. Batang
Batang tanaman ketimun berbulu
kasar dan mempunyai panjang 0,5-2,5 meter.
c. Bunga
Bunga tanaman Cucumis
sativus ada yang jantan berwarna putih kekuningan dan bunga betinanya
berbentuk seperti terompet yang ditutupi oleh bulu-bulu. Perbungaannya berumah satu (monoecious) dengan tipe
bunga jantan dan bunga hermafrodit (banci). Bunga pertama yang dihasilkan,
biasanya pada usia 4-5 minggu, adalah bunga jantan. Bunga-bunga selanjutnya
adalah bunga banci apabila pertumbuhannya baik. Satu tumbuhan dapat menghasilkan 20 buah, namun dalam
budidaya biasanya jumlah buah dibatasi untuk menghasilkan ukuran buah yang
baik.
2.Anatomi
a. Buah
Tanaman ketimun mempunyai buah
yang bulat panjang, tumbuh menggantung, warnanya hijau, berlilin putih dan
setelah tua, warnya kuning kotor. Buah ini panjangnya 10-30 cm dan bagian
pangkalnya berbintil.
Daging buah mentimun
mengandung banyak air yang berwarna putih atau kekuningan. Di dalam buah
terdapat banyak biji yang bentuknya lonjong meruncing pipih dan warnanya putih
kotor. Buah mentimun bila ditinjau dari sudut susunannya tidak jauh berbeda
dengan buah buni. Biasanya kulit buah yang di bagian luar lebih tebal dan lebih
kaku, ruangan buah selain berisi biji-biji dalam jumlah yang besar masih
mempunyai bagian yang kosong.
Buah mentimun terjadi dari tiga daun buah yang tepinya melipat ke dalam dan
merupakan sekat-sekat sejati, tetapi ujung daun-daun buah itu melipat lagi ke
arah dinding buah, sehingga ruang-ruang yang telah terjadi dari tengah-tengah
buah terbagi lagi oleh sekat-sekat yang tidak sempurna. Hal ini menunjukkan
bahwa buah mentimun pada mulanya mempunyai tiga ruangan, yang masing-masing
terbagi dua lagi oleh sekat yang tidak sempurna. Jika buah telah masak,
sekat-sekat lenyap, hingga buah hanya mempunyai satu ruangan saja dengan rongga
yang kosong ditengahnya.
b. Cucumidis Folium (daun mentimun)
Pada penampang melintang melalui tulang daun, tampak epidermis atas terdiri
dari satu lapis sel berbentuk empat persegi panjang dengan rambut penutup bersel
2 sampai 3 yang khas bentuknya dan mempunyai rambut kelenjar. Epidermis bawah
terdiri dari 1 lapis sel berbentuk empat persegi panjang dengan rambut penutup.
Mesofil daun meliputi jaringan palisade yang terdiri dari 1 atau 2 lapis sel.
Jaringan kolenkim berbentuk kecil-kecil. Jaringan bunga karang pada daun
mentimun termasuk rapat susunannya, serta terdapat berkas pengangkut yang
terdiri dari floem dan xilem. Pada sayatan paradermal, tampak epidermis bawah
dengan stomata tipe anomositik dan rambut penutup.
Serbuk simplisia mentimun berwarna hijau. Fragmen pengenal adalah fragmen
parenkim dengan berkas pembuluh penebalan tangga, sel-sel epidermis dengan
stomata dan rambut penutup serta rambut kelenjar, terdapat suatu jaringan basis
rambut dengan sel epidermis, serta fragmen rambut penutup yang bebas.
c. Cucumidis
Semen (biji mentimun)
Pada penampang melintang biji, tampak kulit biji terdiri dari lapisan
kutikula tebal dan jernih. Dibawahnya
terdapat lapisan sel berbentuk silindrik serupa dengan jaringan palisade dengan
dinding berkelok-kelok, dan parenkim termampatkan. Dibawah jaringan parenkim
terdapat lapisan sel batu, lumen jelas dan tersusun tegak. Jaringan berikutnya
terdiri dari sel parenkim yang bentuknya tidak beraturan, dan dinding sel yang
tebal berwarna bening.
Keping biji terdiri dari epidermis keping biji berbentuk segi empat memanjang. Parenkim
keping biji berdinding tebal berisi aleuron dan minyak. Serbuk simplisia biji
mentimun berwarna putih kecoklatan. Fragmen pengenal adalah fragmen kulit biji
serupa jaringan palisade, sel batu parenkim, parenkim keping biji dengan tetes
minyak dan butir aleuron.
3.Fisiologi
Tanaman ini termasuk dalam
tanaman C3. Fiksasi karbon awal terjadi melalui rubisko, enzim siklus calvin
yang menambahkan CO2 pada ribulosa berfosfat. Produk fiksasi karbon
organic pertama ialah senyawa berkarbon-tiga, 3-fosfogliserat. Proses
potorespirasi terjadi dalam cahaya (foto) dan mengkonsumsi O2
(respirasi).
Buah tanaman bernama latin Cucumis sativus L ini mengandung saponin,
enzim proteolitik, glutation. Timun dikatakan juga mengandung 35.100 - 486.700
ppm asam linoleat. Sebagai suku Cucurbitaceae, yang biasanya mengandung
kukurbitasin, timun kemungkinan juga mengandung senyawa tersebut. Kukurbitasin
merupakan senyawa yang mempunyai aktivitas sebagai antitumor.
Saponin adalah senyawa
surfaktan. Dan berbagai hasil penelitian disimpulkan, saponin bersifat
hipokolesterolemik, imunostimulator, dan antikarsinogenik. Mekanisme antikoarsinigenik
saponin meliputi efek antioksidan dan sitotoksik langsung pada sel kanker.
Saponin dari mentimun merupakan sumber makanan yang sudah diteliti dapat
menurunkan risiko kanker.
Glutation merupakan
antioksidan endogen dalam tubuh yang digunakan sebagai penangkal oksidatif yang
di antaranya akibat senyawa radikal bebas, atau karsinogen. Sifat oksidatif
dari glutation adalah glutation mampu melakukan peroksidasi terhadap radikal
bebas dalam tubuh. Tumbuhan yang mengandung sulfur seperti bawang putih, mampu
meningkatkan aktivitas glutation dan glutation transferase.
Asam linoleat termasuk asam
lemak esensial yang terdapat dalam lemak nabati maupun hewani. Bentuk asam
lemak linoleat terkonyugasi (conjugated linoleic acid=CLA) dikatakan
bersifat antikanker. Dari sumber elektronik diketahui bahwa biji ketimun
mengandung CLA. CLA bersifat antioksidan, yang dapat melawan kerusakan akibat
radikal bebas.
4.Varietas dan Agroekosistem Cucumis sativus. L
Buah mentimun dikonsumsi baik dalam bentuk segar
maupun olahan, seperti acar, asinan, dll. Seringkali buah mentimun dimanfaatkan
untuk perawatan kecantikan dan pengobatan tradisional, misalnya memperlancar
buang air kecil dan menurunkan darah tinggi. Untuk keperluan konsumsi buah
mentimun dipanen muda. Ditinjau dari komposisi kimianya, nilai gizi mentimun
cukup baik karena sayuran buah ini merupakan sumber vitamin dan mineral seperti
kalsium, fosfor, kalium dan besi di samping vitamin A, B, dan C. Kandungan gizi
buah mentimun tiap 100 gr bahan mentah (segar).
a. Varietas yang diusahakan
Berdasarkan permukaan kulit buahnya, mentimun dapat dikelompokkan menjadi 2 golongan, yakni golongan mentimun dengan permukaan kulit buah yang birbintil menyerupai jerawat terutama di bagian pangkal buahnya dan mentimu krai yang permukaan kulit buahnya halus.
a. Varietas yang diusahakan
Berdasarkan permukaan kulit buahnya, mentimun dapat dikelompokkan menjadi 2 golongan, yakni golongan mentimun dengan permukaan kulit buah yang birbintil menyerupai jerawat terutama di bagian pangkal buahnya dan mentimu krai yang permukaan kulit buahnya halus.
Golongan mentimun dengan kulit buah yang berbintil
dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu :
1) Mentimun biasa yang memiliki kulit buah tipis dan lunak. Buah mudanya berwarna hijau keputihan dan setelah tua berubah menjadi coklat.
2) Mentimun watang yang dicirikan dengan kulit buahnya yang tebal dan agak keras. Buah mudanya berwarna hijau keputihan dan setelah tua menjadi kuning tua.
3) Mentimun wuku yang dicirikan dengan kulit buahnya yang agak tebal. Buah mudanya berwarna agak coklat.
1) Mentimun biasa yang memiliki kulit buah tipis dan lunak. Buah mudanya berwarna hijau keputihan dan setelah tua berubah menjadi coklat.
2) Mentimun watang yang dicirikan dengan kulit buahnya yang tebal dan agak keras. Buah mudanya berwarna hijau keputihan dan setelah tua menjadi kuning tua.
3) Mentimun wuku yang dicirikan dengan kulit buahnya yang agak tebal. Buah mudanya berwarna agak coklat.
Golongan mentimun dengan kulit buah halus,
dibedakan menjadi 2 golongan yaitu :
1) Mentimun Krai besar, memiliki buah dengan ukuran besar dan rasa sama dengan timun biasa.
2) Mentimun Suri, memiliki buah yang berukuran lebih besar dibanding mentimun Krai besar dan berbentuk lonjong oval.
1) Mentimun Krai besar, memiliki buah dengan ukuran besar dan rasa sama dengan timun biasa.
2) Mentimun Suri, memiliki buah yang berukuran lebih besar dibanding mentimun Krai besar dan berbentuk lonjong oval.
Beberapa varietas mentimun hibrida yang komersial dan banyak diusahakan oleh petani adalah Asian star 22, Farmer 368, Hercules 56, Spring swallow, Pretty swallow, Susu S251, Merry Swallow, Shout Swallow. Sedangkan beberapa varietas mentimun OP antara lain Saturnus, Mars, Pluto, Venus dan varietas lokal. Jenis mentimun yang berkembang di daerah adalah kultivar lokal seperti Dawuan, Kasokandel, Brebes, Kairo, Haji Kairo, Madura I, Madura II dan Mentimun Suri.
b. Agroekosistem
Di daerah tropis, mentimun dapat ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi karena daya adaptasi tanaman pada berbagai iklim cukup tinggi. Untuk pertumbuhan yang optimum diperlukan iklim kering, sinar matahari yang cukup (tidak ternaungi) dengan temperatur optimal antara 21oC – 27oC. Lamanya penyinaran, intensitas sinar dan suhu udara merupakan faktor yang penting karena berpengaruh terhadap munculnya bunga betina. Pada kondisi penyinaran lebih dari 12 jam/hari, dengan intensitas penyinaran dan suhu udara yang tinggi, tanaman mentimun lebih banyak membentuk bunga jantan, sebaliknya jika penyinaran kurang dari 12 jam dengan intensitas penyinaran dan suhu rendah, tanaman mentimun lebih banyak memebentuk bunga betina. Tanaman mentimun kurang baik ditanam di musim hujan karena bunganya dapat berguguran sehingga akan mengurangi terbentuknya buah.
Hampir semua jenis tanah cocok untuk ditanami mentimun. Untuk tujuan komersil, sebaiknya lahan yang dipilih adalah lahan yang subur, gembur, banyak mengandung humus, tata air baik, tanah mudah meresapkan air, pH tanah antara 6 – 7. apabila tanah bersifat asam, perlu diberi kapur dolomite yang dosisnya ditentukan oleh tingkat keasaman tanah. Mentimun dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 1 – 1.000 mdpl, dan biasanya merupakan tanaman yang diikutkan dalam pola pergiliran tanaman. Sebaliknya, mentimun hibrida introduksi umumnya ditanam di dataran tinggi pada ketinggian antara 1.000 – 1.200 meter dpl. Kelembapan udara (RH) yang dikehendaki oleh tanaman mentimun agar hidup dengan baik adalah antara 80-85%. Curah hujan optimal untuk budidaya mentimun adalah 100-200 mm/bln, curah hujan yang terlalu tinggi tidak baik untuk pertumbuhan apalagi pada saat berbunga karena akan mengakibatkan menggugurkan bunga.
5. Klasifikasi
|
Cucumis sativus
L. Nama umum
|
Indonesia:
|
Mentimun,
[ketimun, timun (Jawa),] bonteng (Sunda)
|
|
Inggris:
|
Cucumber
|
|
Melayu:
|
Temun
|
|
Thailand:
|
Teng-kwa lek
|
|
Pilipina:
|
Pipino
|
Nama lokal :
Bonteng, katimun, timun, temon, antemon, boyuk ( Jawa ); dimu, timu,
kadingir, kariri, karere, daka, koto ( Sumatra ); kimuni, ancimun, cimen,
ansimun, melike, laiseu ( Sumatra ); betiak, betik, lepang ( Kalimantan ), suai,
bojo ( Sulawesi ).
Klasifikasi botani tanaman mentimun adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae ( Tumbuhan )
Sub kingdom : Tracheobionta ( Tumbuhan berpembuluh )
Divisi :
Spermatophyta ( Menghasilkan biji )
Sub divisi : Angiospermae
( magnoliophyta )
Kelas : Dicotyledonae ( magnoliopsida
)
Sub kelas :
Dilleniidae
Ordo : Violales
Famili :
Cucurbitaceae ( Suku labu-labuan )
Genus :
Cucumis
Spesies :
Cucumis sativus L.
6. Manfaat
Mentimun dapat ditemukan di berbagai
hidangan dari seluruh dunia dan memiliki kandungan air yang cukup banyak di dalamnya
sehingga berfungsi menyejukkan. Potongan buah mentimun juga digunakan untuk
membantu melembabkan wajah.
Cucumis sativus L dapat mengobati
penyakit seperti: hipertensi, kulit gatal, keracunan, dan lain-lain. Bagian
yang dapat digunakan adalah buah dan biji.
- Buah ; tekanan darah tinggi, sariawan, demam, jerawat, membersihkan muka berminyak, membersihkan ginjal.
- Biji ; cacingan.
Cara pemakaian :
- Tekanan darah tinggi : 2 buah mentimun segar di cuci bersih lalu diparut. Hasil parutannya di peras dan di saring, lalu di minum sekaligus. Lakukan 2-3 kali sehari.
- Sariawan : setiap hari makan buah mentimun sebanyak 9 buah. Lakukan secara rutin.
- Membersihkan ginjal : mentimun segar di cuci lalu di parut. Hasil parutannya di peras dan di saring. Airnya di minum sedikit demi sedikit sampai lambung terbiasa menerima cairan mentimun.
- Demam : mentimun secukupnya di cuci bersih, lalu di parut. Hasil parutanya di letakkan di atas perut.
- Jerawat : buah mentimun di cuci lalu di iris-iris. Irisan mentimun di tempelkan dan di gosok-gosok pada kulit yang berjerawat. Lakukan setiap hari.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Ketimun atau mentimun merupakan suatu jenis tanaman
merambat yang buahnya terutama dimakan sebagai lalap dan sayur. Tanaman ini
termasuk dalam anggota suku labu-labuan. Tanaman ini berasal dari Himalaya, Asia Utara, dan meluas ke seluruh
daratan baik tropis atau subtropis. Di pegunungan
Himalaya Utara, ketimun telah ditanam selama 3000 tahun.
Di daerah tropis, mentimun dapat ditanam di dataran rendah sampai
dataran tinggi karena daya adaptasi tanaman pada berbagai iklim cukup tinggi.
Untuk pertumbuhan yang optimum diperlukan iklim kering, sinar matahari yang
cukup (tidak ternaungi) dengan temperatur optimal antara 21oC – 27oC.
Tanaman ini merupakan tanaman semusim yang
bersifat menjalar atau merambat dengan perantaraan alat pemegang seperti ajir
atau tali plastik. Tanaman mentimun memiliki batang yang berwarna hijau, lunak
dan berbulu dengan panjang yang bisa mencapai 1,5 m. daunnya berbentuk bulat
lebar dengan bagaian ujung yang meruncing berbentuk jantung, kedudukan daun
pada batang tanaman berselang seling antara satu daun dengan daun diatasnya. Bunga mentimun berumah satu, karena bunga
jantan dan betina letaknya terpisah tetapi masih dalam satu pohon yang sama.
Bentuk bunganya mirip terompet dengan mahkota berwarna kuning cerah.
Klasifikasi botani tanaman mentimun adalah sebagai berikut :Kingdom : Plantae ( Tumbuhan );Sub kingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh ); Divisi : Spermatophyta ( Menghasilkan biji ); Sub divisi: Angiospermae ( magnoliophyta ); Kelas: Dicotyledonae( magnoliopsida ); Sub kelas : Dilleniidae; Ordo : Violales; Famili : Cucurbitaceae ( Suku labu-labuan ); Genus: Cucumis; Spesies:Cucumis sativus L.
Klasifikasi botani tanaman mentimun adalah sebagai berikut :Kingdom : Plantae ( Tumbuhan );Sub kingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh ); Divisi : Spermatophyta ( Menghasilkan biji ); Sub divisi: Angiospermae ( magnoliophyta ); Kelas: Dicotyledonae( magnoliopsida ); Sub kelas : Dilleniidae; Ordo : Violales; Famili : Cucurbitaceae ( Suku labu-labuan ); Genus: Cucumis; Spesies:Cucumis sativus L.
Tanaman ini dapat mengobati penyakit seperti:
hipertensi, kulit gatal, keracunan, dan lain-lain. Bagian yang dapat digunakan
adalah buah dan biji.
2. Saran
Apabila mempunyai saran yang bersifat dapat
membangun, kami harapkan supaya diberikan kepada kami supaya mutu pendidikan
semakin baik.
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi,D.A,Dra,Maryati,Sri,Dra,Srikini,Dra,Suharno,Drs,S,Bambang,Drs,2004.
Buku Penuntun Biologi SMA untuk kelas X.Jakarta:Erlangga
Tjitrosoepomo, Gembong,2005.Morfologi Tumbuhan-Cet. ke-15.Yogyakarta:Gadjah
Mada University Press

Tidak ada komentar:
Posting Komentar