Powered By Blogger

Kamis, 25 Oktober 2012

Cucumis sativus L

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Tanaman ini berasal dari Himalaya, Asia Utara, dan meluas ke seluruh daratan baik tropis atau subtropis. Di pegunungan Himalaya Utara, ketimun telah ditanam selama 3000 tahun.
Di Indonesia tanaman mentimun umumnya diusahakan di dataran rendah, dengan berbagai nama, seperti timun (Jawa), bonteng (Jawa Barat), temon atau antemon (Madura), ketimu atau antimun (Bali), hantimun (Lampung) dan Timon (Aceh). Budidaya mentimun di Indonesia berkembang hampir di setiap propinsi.
            Ketimun dibudidayakan dimana-mana, baik di ladang, halaman rumah, atau di rumah kaca. Tanaman ini tidak tahan terhadap hujan yang terus menerus. Pertumbuhannya memerlukan kelembaban udara yang tinggi, tanah subur yang gembur, dan mendapat sinar matahari  penuh dengan drainage yang baik.

2. Rumusan Masalah
Bagaimana morfologi Cucumis sativus.L ?
Bagaimana anatomi Cucumis sativus.L ?
Bagaimana fisiologi Cucumis sativus.L?
Bagaimana Varietas  dan Agroekosistem Cucumis sativus. L ?
Bagaimana klasifikasi Cucumis sativus. L ?
Bagaimana manfaat Cucumis sativus. L ?

3. Tujuan Penulisan
1. untuk mengetahui morfologi Cucumis sativus. L ?
2. untuk mengetahui anatomi Cucumis sativus. L ?
3. untuk mengetahui fisiologi Cucumis sativus. L ?
4. untuk mengetahui varietas dan agroekosistem Cucumis sativus. L ?
5. untuk mengetahui klasifikasi Cucumis sativus. L ?
6. untuk mengetahui manfaat Cucumis sativus. L ?

4. Metode Penulisan
Dalam menyusun makalah ini langkah-langkah yang kami lakukan yaitu :
1.      Mencari sumber buku yang berhubungan dengan judul makalah maupun buku yang sifatnya hanya sebagai penuntun dalam mengklasifikasikan,
2.      Sumber Internet,
3.      Setelah terkumpul lalu dibaca dan dipilih bahan yamg sesuai dengan judul makalah.



































BAB II
PEMBAHASAN


1.Morfologi 
            Ketimun atau mentimun merupakan suatu jenis tanaman merambat yang buahnya terutama dimakan sebagai lalap dan sayur. Tanaman ini termasuk dalam anggota suku labu-labuan. Buahnya biasanya dipanen ketika belum masak benar untuk dijadikan sayuran atau penyegar, tergantung jenisnya.
Habitus mentimun berupa herba lemah melata atau setengah merambat dan merupakan tanaman semusim: setelah berbunga dan berbuah tanaman mati.
            Ketimun sebaiknya dirambatkan ke ajir-ajir dan tumbuh baik pada dataran rendah sampai 1.300 meter di atas permukaan laut. Tanaman semusim ini merayap pada tonggak atau tumbuhan lain.
Ketimun mempunyai sulur dahan berbentuk spiral yang keluar di sisi tangkai daun. Sulur ketimun adalah batang yang termodifikasi dan ujungnya peka sentuhan. Bila menyentuh galah misalnya, sulur akan mulai melingkarinya. Dalam 14 jam sulur itu telah melekat kuat pada galah itu. Kira-kira sehari setelah sentuhan pertama sulur mulai bergelung, atau menggulung dari bagian ujung maupun pangkal sulur. Gelung-gelung terbentuk mengelilingi suatu titik di tengah sulur yang disebut titik gelung balik. Dalam 24 jam, sulur telah tergulung ketat.
a. Daun ketimun
            Susunan daunnya merupakan susunan daun tidak lengkap, karena hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja ( sering disebut daun bertangkai ).
Bertangkai panjang berbentuk bulat berongga  dengan permukaan yang berambut-rambut. Bangun daunnya berbentuk bulat, sehingga bagian yang terlebar berada di tengah-tengah daun. Ujung daun berbentuk meruncing. Susunan tulang daunnya menjari, terdiri atas ibu tulang daun yang merupakan terusan tangkai daun dan terdapat di tengah-tengah membujur dan membelah daun. Terdiri juga atas tulang-tulang cabang dan urat daun. Ibu tulang daun mencapai tepi daun. Tepi daun bergerigi. Panjangnya 7-18 cm, lebar 7-15 cm, Pangkal daun berlekuk merupakan tanaman tahunan. Daging daun tipis lunak. Permukaan daun berbulu kasar. Warna daun hijau tua, warna daun yang masih muda berbeda dengan warna daun yang sudah tua. Merupakan daun tunggal karena pada tangkai daun hanya terdapat satu helaian saja, kedudukan daun pada batang tanaman berselang seling antara satu daun dengan daun diatasnya.
b. Batang
Batang tanaman ketimun berbulu kasar dan mempunyai panjang 0,5-2,5 meter.
c. Bunga
Bunga tanaman Cucumis sativus ada yang jantan berwarna putih kekuningan dan bunga betinanya berbentuk seperti terompet yang ditutupi oleh bulu-bulu. Perbungaannya berumah satu (monoecious) dengan tipe bunga jantan dan bunga hermafrodit (banci). Bunga pertama yang dihasilkan, biasanya pada usia 4-5 minggu, adalah bunga jantan. Bunga-bunga selanjutnya adalah bunga banci apabila pertumbuhannya baik. Satu tumbuhan dapat menghasilkan 20 buah, namun dalam budidaya biasanya jumlah buah dibatasi untuk menghasilkan ukuran buah yang baik.

2.Anatomi
a. Buah
Tanaman ketimun mempunyai buah yang bulat panjang, tumbuh menggantung, warnanya hijau, berlilin putih dan setelah tua, warnya kuning kotor. Buah ini panjangnya 10-30 cm dan bagian pangkalnya berbintil.
Daging buah mentimun mengandung banyak air yang berwarna putih atau kekuningan. Di dalam buah terdapat banyak biji yang bentuknya lonjong meruncing pipih dan warnanya putih kotor. Buah mentimun bila ditinjau dari sudut susunannya tidak jauh berbeda dengan buah buni. Biasanya kulit buah yang di bagian luar lebih tebal dan lebih kaku, ruangan buah selain berisi biji-biji dalam jumlah yang besar masih mempunyai bagian yang kosong.
            Buah mentimun terjadi dari tiga daun buah yang tepinya melipat ke dalam dan merupakan sekat-sekat sejati, tetapi ujung daun-daun buah itu melipat lagi ke arah dinding buah, sehingga ruang-ruang yang telah terjadi dari tengah-tengah buah terbagi lagi oleh sekat-sekat yang tidak sempurna. Hal ini menunjukkan bahwa buah mentimun pada mulanya mempunyai tiga ruangan, yang masing-masing terbagi dua lagi oleh sekat yang tidak sempurna. Jika buah telah masak, sekat-sekat lenyap, hingga buah hanya mempunyai satu ruangan saja dengan rongga yang kosong ditengahnya.
b.  Cucumidis Folium (daun mentimun)
            Pada penampang melintang melalui tulang daun, tampak epidermis atas terdiri dari satu lapis sel berbentuk empat persegi panjang dengan rambut penutup bersel 2 sampai 3 yang khas bentuknya dan mempunyai rambut kelenjar. Epidermis bawah terdiri dari 1 lapis sel berbentuk empat persegi panjang dengan rambut penutup.
            Mesofil daun meliputi jaringan palisade yang terdiri dari 1 atau 2 lapis sel. Jaringan kolenkim berbentuk kecil-kecil. Jaringan bunga karang pada daun mentimun termasuk rapat susunannya, serta terdapat berkas pengangkut yang  terdiri dari floem dan xilem. Pada sayatan paradermal, tampak epidermis bawah dengan stomata tipe anomositik dan rambut penutup.
            Serbuk simplisia mentimun berwarna hijau. Fragmen pengenal adalah fragmen parenkim dengan berkas pembuluh penebalan tangga, sel-sel epidermis dengan stomata dan rambut penutup serta rambut kelenjar, terdapat suatu jaringan basis rambut dengan sel epidermis, serta fragmen rambut penutup yang bebas.
c. Cucumidis Semen (biji mentimun)
            Pada penampang melintang biji, tampak  kulit biji terdiri dari lapisan kutikula tebal dan jernih. Dibawahnya terdapat lapisan sel berbentuk silindrik serupa dengan jaringan palisade dengan dinding berkelok-kelok, dan parenkim termampatkan. Dibawah jaringan parenkim terdapat lapisan sel batu, lumen jelas dan tersusun tegak. Jaringan berikutnya terdiri dari sel parenkim yang bentuknya tidak beraturan, dan dinding sel yang tebal berwarna bening.
            Keping biji terdiri dari epidermis keping biji berbentuk segi empat memanjang. Parenkim keping biji berdinding tebal berisi aleuron dan minyak. Serbuk simplisia biji mentimun berwarna putih kecoklatan. Fragmen pengenal adalah fragmen kulit biji serupa jaringan palisade, sel batu parenkim, parenkim keping biji dengan tetes minyak dan butir aleuron. 



3.Fisiologi
Tanaman ini termasuk dalam tanaman C3. Fiksasi karbon awal terjadi melalui rubisko, enzim siklus calvin yang menambahkan CO2 pada ribulosa berfosfat. Produk fiksasi karbon organic pertama ialah senyawa berkarbon-tiga, 3-fosfogliserat. Proses potorespirasi terjadi dalam cahaya (foto) dan mengkonsumsi O2 (respirasi).
Buah tanaman bernama latin Cucumis sativus L ini mengandung saponin, enzim proteolitik, glutation. Timun dikatakan juga mengandung 35.100 - 486.700 ppm asam linoleat. Sebagai suku Cucurbitaceae, yang biasanya mengandung kukurbitasin, timun kemungkinan juga mengandung senyawa tersebut. Kukurbitasin merupakan senyawa yang mempunyai aktivitas sebagai antitumor.
Saponin adalah senyawa surfaktan. Dan berbagai hasil penelitian disimpulkan, saponin bersifat hipokolesterolemik, imunostimulator, dan antikarsinogenik. Mekanisme antikoarsinigenik saponin meliputi efek antioksidan dan sitotoksik langsung pada sel kanker. Saponin dari mentimun merupakan sumber makanan yang sudah diteliti dapat menurunkan risiko kanker.
Glutation merupakan antioksidan endogen dalam tubuh yang digunakan sebagai penangkal oksidatif yang di antaranya akibat senyawa radikal bebas, atau karsinogen. Sifat oksidatif dari glutation adalah glutation mampu melakukan peroksidasi terhadap radikal bebas dalam tubuh. Tumbuhan yang mengandung sulfur seperti bawang putih, mampu meningkatkan aktivitas glutation dan glutation transferase.
Asam linoleat termasuk asam lemak esensial yang terdapat dalam lemak nabati maupun hewani. Bentuk asam lemak linoleat terkonyugasi (conjugated linoleic acid=CLA) dikatakan bersifat antikanker. Dari sumber elektronik diketahui bahwa biji ketimun mengandung CLA. CLA bersifat antioksidan, yang dapat melawan kerusakan akibat radikal bebas.
4.Varietas  dan Agroekosistem Cucumis sativus. L
Buah mentimun dikonsumsi baik dalam bentuk segar maupun olahan, seperti acar, asinan, dll. Seringkali buah mentimun dimanfaatkan untuk perawatan kecantikan dan pengobatan tradisional, misalnya memperlancar buang air kecil dan menurunkan darah tinggi. Untuk keperluan konsumsi buah mentimun dipanen muda. Ditinjau dari komposisi kimianya, nilai gizi mentimun cukup baik karena sayuran buah ini merupakan sumber vitamin dan mineral seperti kalsium, fosfor, kalium dan besi di samping vitamin A, B, dan C. Kandungan gizi buah mentimun tiap 100 gr bahan mentah (segar).
a. Varietas yang diusahakan
Berdasarkan permukaan kulit buahnya, mentimun dapat dikelompokkan menjadi 2 golongan, yakni golongan mentimun dengan permukaan kulit buah yang birbintil menyerupai jerawat terutama di bagian pangkal buahnya dan mentimu krai yang permukaan kulit buahnya halus.
Golongan mentimun dengan kulit buah yang berbintil dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu :
1) Mentimun biasa yang memiliki kulit buah tipis dan lunak. Buah mudanya berwarna hijau keputihan dan setelah tua berubah menjadi coklat.
2) Mentimun watang yang dicirikan dengan kulit buahnya yang tebal dan agak keras. Buah mudanya berwarna hijau keputihan dan setelah tua menjadi kuning tua.
3) Mentimun wuku yang dicirikan dengan kulit buahnya yang agak tebal. Buah mudanya berwarna agak coklat.
Golongan mentimun dengan kulit buah halus, dibedakan menjadi 2 golongan yaitu :
1) Mentimun Krai besar, memiliki buah dengan ukuran besar dan rasa sama dengan timun biasa.
2) Mentimun Suri, memiliki buah yang berukuran lebih besar dibanding mentimun Krai besar dan berbentuk lonjong oval.

Beberapa varietas mentimun hibrida yang komersial dan banyak diusahakan oleh petani adalah Asian star 22, Farmer 368, Hercules 56, Spring swallow, Pretty swallow, Susu S251, Merry Swallow, Shout Swallow. Sedangkan beberapa varietas mentimun OP antara lain Saturnus, Mars, Pluto, Venus dan varietas lokal. Jenis mentimun yang berkembang di daerah adalah kultivar lokal seperti Dawuan, Kasokandel, Brebes, Kairo, Haji Kairo, Madura I, Madura II dan Mentimun Suri.
b. Agroekosistem
Di daerah tropis, mentimun dapat ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi karena daya adaptasi tanaman pada berbagai iklim cukup tinggi. Untuk pertumbuhan yang optimum diperlukan iklim kering, sinar matahari yang cukup (tidak ternaungi) dengan temperatur optimal antara 21oC – 27oC. Lamanya penyinaran, intensitas sinar dan suhu udara merupakan faktor yang penting karena berpengaruh terhadap munculnya bunga betina. Pada kondisi penyinaran lebih dari 12 jam/hari, dengan intensitas penyinaran dan suhu udara yang tinggi, tanaman mentimun lebih banyak membentuk bunga jantan, sebaliknya jika penyinaran kurang dari 12 jam dengan intensitas penyinaran dan suhu rendah, tanaman mentimun lebih banyak memebentuk bunga betina. Tanaman mentimun kurang baik ditanam di musim hujan karena bunganya dapat berguguran sehingga akan mengurangi terbentuknya buah.
Hampir semua jenis tanah cocok untuk ditanami mentimun. Untuk tujuan komersil, sebaiknya lahan yang dipilih adalah lahan yang subur, gembur, banyak mengandung humus, tata air baik, tanah mudah meresapkan air, pH tanah antara 6 – 7. apabila tanah bersifat asam, perlu diberi kapur dolomite yang dosisnya ditentukan oleh tingkat keasaman tanah. Mentimun dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 1 – 1.000 mdpl, dan biasanya merupakan tanaman yang diikutkan dalam pola pergiliran tanaman. Sebaliknya, mentimun hibrida introduksi umumnya ditanam di dataran tinggi pada ketinggian antara 1.000 – 1.200 meter dpl. Kelembapan udara (RH) yang dikehendaki oleh tanaman mentimun agar hidup dengan baik adalah antara 80-85%. Curah hujan optimal untuk budidaya mentimun adalah 100-200 mm/bln, curah hujan yang terlalu tinggi tidak baik untuk pertumbuhan apalagi pada saat berbunga karena akan mengakibatkan menggugurkan bunga.





5. Klasifikasi






 Cucumis sativus L
 


Cucumis sativus L. Nama umum
Indonesia:
Mentimun, [ketimun, timun (Jawa),] bonteng (Sunda)
Inggris:
Cucumber
Melayu:
Temun
Thailand:
Teng-kwa lek
Pilipina:
Pipino

Nama lokal :
Bonteng, katimun, timun, temon, antemon, boyuk ( Jawa ); dimu, timu, kadingir, kariri, karere, daka, koto ( Sumatra ); kimuni, ancimun, cimen, ansimun, melike, laiseu ( Sumatra ); betiak, betik, lepang ( Kalimantan ), suai, bojo ( Sulawesi ).


Klasifikasi botani tanaman mentimun adalah sebagai berikut :
Kingdom                     : Plantae                      ( Tumbuhan )
Sub kingdom               : Tracheobionta           ( Tumbuhan berpembuluh )
 Divisi                          : Spermatophyta          ( Menghasilkan biji )
Sub divisi                    : Angiospermae           ( magnoliophyta )       
 Kelas                          : Dicotyledonae           ( magnoliopsida )
Sub kelas                     : Dilleniidae
Ordo                            : Violales
Famili                          : Cucurbitaceae           ( Suku labu-labuan )
Genus                          : Cucumis
Spesies                        : Cucumis sativus L.
6. Manfaat
Mentimun dapat ditemukan di berbagai hidangan dari seluruh dunia dan memiliki kandungan air yang cukup banyak di dalamnya sehingga berfungsi menyejukkan. Potongan buah mentimun juga digunakan untuk membantu melembabkan wajah.
            Cucumis sativus L dapat mengobati penyakit seperti: hipertensi, kulit gatal, keracunan, dan lain-lain. Bagian yang dapat digunakan adalah buah dan biji.
  1. Buah ; tekanan darah tinggi, sariawan, demam, jerawat, membersihkan muka berminyak, membersihkan ginjal.
  2. Biji ; cacingan.



Cara pemakaian :
  1. Tekanan darah tinggi : 2 buah mentimun segar di cuci bersih lalu diparut. Hasil parutannya di peras dan di saring, lalu di minum sekaligus. Lakukan 2-3 kali sehari.
  2. Sariawan : setiap hari makan buah mentimun sebanyak 9 buah. Lakukan secara rutin.
  3. Membersihkan ginjal : mentimun segar di cuci lalu di parut. Hasil parutannya di peras dan di saring. Airnya di minum sedikit demi sedikit sampai lambung terbiasa menerima cairan mentimun.
  4. Demam : mentimun secukupnya di cuci bersih, lalu di parut. Hasil parutanya di letakkan di atas perut.
  5. Jerawat : buah mentimun di cuci lalu di iris-iris. Irisan mentimun di tempelkan dan di gosok-gosok pada kulit yang berjerawat. Lakukan setiap hari.



















BAB III
PENUTUP


1. Kesimpulan
Ketimun atau mentimun merupakan suatu jenis tanaman merambat yang buahnya terutama dimakan sebagai lalap dan sayur. Tanaman ini termasuk dalam anggota suku labu-labuan. Tanaman ini berasal dari Himalaya, Asia Utara, dan meluas ke seluruh daratan baik tropis atau subtropis. Di pegunungan Himalaya Utara, ketimun telah ditanam selama 3000 tahun.
Di daerah tropis, mentimun dapat ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi karena daya adaptasi tanaman pada berbagai iklim cukup tinggi. Untuk pertumbuhan yang optimum diperlukan iklim kering, sinar matahari yang cukup (tidak ternaungi) dengan temperatur optimal antara 21oC – 27oC.
Tanaman ini merupakan tanaman semusim yang bersifat menjalar atau merambat dengan perantaraan alat pemegang seperti ajir atau tali plastik. Tanaman mentimun memiliki batang yang berwarna hijau, lunak dan berbulu dengan panjang yang bisa mencapai 1,5 m. daunnya berbentuk bulat lebar dengan bagaian ujung yang meruncing berbentuk jantung, kedudukan daun pada batang tanaman berselang seling antara satu daun dengan daun diatasnya. Bunga mentimun berumah satu, karena bunga jantan dan betina letaknya terpisah tetapi masih dalam satu pohon yang sama. Bentuk bunganya mirip terompet dengan mahkota berwarna kuning cerah.
Klasifikasi botani tanaman mentimun adalah sebagai berikut :Kingdom : Plantae ( Tumbuhan );Sub kingdom : Tracheobionta  (Tumbuhan berpembuluh ); Divisi     : Spermatophyta ( Menghasilkan biji ); Sub divisi: Angiospermae ( magnoliophyta ); Kelas: Dicotyledonae( magnoliopsida ); Sub kelas : Dilleniidae; Ordo : Violales; Famili : Cucurbitaceae ( Suku labu-labuan );  Genus: Cucumis; Spesies:Cucumis sativus L.
Tanaman ini dapat mengobati penyakit seperti: hipertensi, kulit gatal, keracunan, dan lain-lain. Bagian yang dapat digunakan adalah buah dan biji.

2. Saran
Apabila mempunyai saran yang bersifat dapat membangun, kami harapkan supaya diberikan kepada kami supaya mutu pendidikan semakin baik.

















DAFTAR PUSTAKA

Pratiwi,D.A,Dra,Maryati,Sri,Dra,Srikini,Dra,Suharno,Drs,S,Bambang,Drs,2004. Buku Penuntun Biologi SMA untuk kelas X.Jakarta:Erlangga

Tjitrosoepomo, Gembong,2005.Morfologi Tumbuhan-Cet. ke-15.Yogyakarta:Gadjah Mada University Press

http://id.wikipedia.org/wiki/Mentimun

http://rivaarifin.blogspot.com/2009/04/agroekosistem-tanaman-hortikultura.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar