BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN LINGKUNGAN
Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernafas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan.
Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik.
Berdasarkan UU No.23 tahun 1997,lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk didalamnya manusia dan prilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainya.
Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga :
- Unsur hayati ( biotik )
Unsur lingkungan yang terdiri dari mahkluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, jasad renik.
- Unsur sosial budaya
Lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan dan keyakinan dalam prilaku sebagai mahkluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai ketentuan berkat adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.
- Unsur fisik ( abiotik )
Lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan dibumi.
2. MUTU LINGKUNGAN HIDUP
Pengertian tentang mutu lingkungan hidup sangatlah penting,karena merupakan dasar dan pedoman untuk mencapai tujuan pengelolaan lingkungan. Tidak lah mudah untuk menentukan apa yang dimaksud dengan mutu lingkungan, karena persepsi orang terhadap mutu lingkungan berbeda-beda. Agar kita dapat mengelola lingkungan dengan baik, kita tidak saja perlu mengetahui apa yang tidak kita kehendaki, melainkan juga apa yang kita kehendaki. Dengan demikian kita dapat mengetahui kearah mana lingkungan itu ingin kita kembangkan untuk mendapatkan mutu yang kita kehendaki. Eliminasi hal yang tidak kita kehendaki, belum tentu menghasilkan lingkungan dengan mutu yang kita inginkan. Tidak semua kebutuhan hidup besifat esensial, melainkan ada yang bersifat hanya sekedar dari tambahan agar dapat menikmati hidup dengan lebih baik. Kebutuhan hidup yang esensial sebut kebutuhan hidup dasar. Persepsi orang tentang kebutuhan dasar berbeda-beda, karena dipengaruhi pula oleh faktor sosial budaya, ekonomi dan waktu, serta pertimbangan kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang. Mutu hidupnya sangatlah tergantung pada pemenuhan kebutuhan dasarnya. Makin baik kebutuhan dasar itu dipenuhi, makin baik pula mutu hidupnya. Mutu hidupnya itu sering dapat dipertinggi lagi, apabila kebutuhan hidup yang tidak esensial dapat pula dipenuhi. Akan tetapi apabila kebutuhan dasar tidak dipenuhi, pemenuhan kebutuhan yang tidak esensial tidaklah banyak artinya.
Makin tinggi derajat mutu hidup dalam suatu lingkungan tertentu,makin tinggi pula derajat mutu lingkungan tersebut dan sebaliknya. Karena mutu hidup tergantung dari derajat pemenuhan kebutuhan dasar, mutu lingkungan dapatlah diartikan sebagai derajat pemenuhan kebutuhan dasar dalam kondisi lingkungan tersebut. Makin tinggi derajat pemenuhan kebutuhan dasar itu, makin tinggi pula mutu lingkungan dan sebaliknya.
3. KEBUTUHAN DASAR
Kebutuhan dasar dapat dibagi secara hirarkis berturut-turut dari atas kebawah dalam tiga golongan yaitu :
- Kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup hayati
Untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup secara hayati, manusia haruslah mendapatkan air, udara dan pangan dalam kuantitas dan mutu tertentu. Kebutuhan dasar ini bersifat mutlak.
- Kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup yang manusiawi
Kebutuhan dasar ini sebagian besar bersifat materil, sebagian lagi non-materil. Misalnya pendidikan, hukum, pakaian, rumah, energi dan lapangan pekerjaan.
- Kebutuhan dasar untuk memilih
Meliputi keputusan menentukan nasib dirinya, keluarganya dan masyarakatnya. Kesempatan memilih dipengaruhi oleh berbagai macam faktor antara lain undang-undang dan peraturan pemerintah yang lain serta faktor sosial-budaya dan ekonomi. Orang yang berpendapatan tinggi, misalnya mempunyai kebebasan untuk memilih pakaian, makanan dan rumah yang lebih besar dari orang yang berpendapatan rendah.
4. MANFAAT DAN RISIKO LINGKUNGAN DAN PENCEMARAN
Manfaat dan risiko lingkungan itu berupa faktor hayati dan fisik kimia serta bersifat alamiah atau buatan manusia. Antara manfaat dan risiko lingkungan terdapat hubungan yang erat. Suatu faktor dapat merupakan manfaat dan risiko sekaligus. Misalnya hujan, dengan adanya hujan danau dan sungai menjadi berair dan lapisan tanah penyimpanan air terisi. Tetapi hujan juga merupakan kekuatan yang menyebabkan banjir dan erosi tanah. Apabila risiko yang diakibatkan oleh pemanfaatan itu diperkecil, manfaat yang dapat dimbil umumnya juga akan berkurang.
Mutu lingkungan juga dapat dinaikkan dengan mengurangi risiko lingkungan. Usaha pengurangan risiko lingkungan akan memperbesar risiko lain yang telah ada atau menimbulkan risiko baru. Misalnya, pemberantasan hama dengan racun hama merupakan usaha untuk mengurangi risiko lingkungan. Akan tetapi racun hama menimbulkan risiko pencemaran lingkungan dan terbunuhnya organisme yang berguna.
Keseimbangan lingkungan dapat terganggu bila terjadi perubahan berupa pengurangan fungsi dari komponen atau hilangnya sebagian komponen yang dapat menyebabkan putusnya mata rantai dalam ekosistem. Salah satu faktor penyebab gangguan adalah polusi/pencemaran.
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi dan komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya ( Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No.4 Tahun 1982 ).
Undang-undang tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup disahkan oleh Presiden pada tanggal 11 maret 1982. undang-undang lingkungan hidup bertujuan mencegah kerusakan lingkungan, meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan menindak pelanggaran-pelanggaran yang menyebabkan rusaknya lingkungan. Undang-undang lingkungan hidup antara lain berisi hak, kewajiban, wewenang dan ketentuan pidana yang meliputi :
- setiap orang mempunyai hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat
- setiap orang berkewajiban memelihara lingkungan dan mencegah serta menanggulangi kerusakan dan pencemaran lingkungan
- setiap orang mempunyai hak untuk berperan serta dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup. Peran serta tersebut di atur dengan perundang-undangan.
- barang siapa yang dengan sengaja atau karena kelalaiannya melakukan perbuatan yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup atau tercemarnya lingkungan hidup diancam pidana penjara atau denda.
Upaya pengelolaan yang telah di galakkan dan undang-undang yang telah di keluarkan belum lah berarti tanpa di dukung adanya kesadaran manusia akan arti penting lingkungan dalam rangka untuk meningkatkan kualitas lingkungan serta kesadaran bahwa lingkungan yang ada saat ini merupakan titipan dari generasi yang akan datang.
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran di sebut polutan. Syarat-syarat suatu zat di sebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup. Suatu zat dapat disebut polutan apabila :
- jumlahnya melebihi jumlah normal
- berada pada waktu yang tidak tepat
- berada pada tempat yang tidak tepat
Macam-macam pencemaran :
- Pencemaran udara
- Pencemaran air
- Pencemaran tanah
- Polusi suara
- dll
5. EKOLOGI DAN EKOSISTEM
Istilah ekologi pertama kali digunakan oleh Haeckel,seorang ahli ilmu hayat, dalam pertengahan dasawarsa 1860-an. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikus yang berati rumah dan logos yang berarti ilmu. Karena itu secara harfiah ekologi berarti ilmu tentang mahkluk hidup dalam rumahnya atau dapat diartikan juga sebagai ilmu tentang rumah tangga mahkluk hidup.
Dalam pengelolaan lingkungan, ekologi yang kita butuhkan ialah ekologi manusia. Ia merupakan cabang khusus ekologi disamping ekologi tumbuhan, ekologi hewan dan ekologi jasad renik. Ekologi manusia ialah ilmu yang mempelajari hubungan timbal-balik antar manusia dengan lingkungan hidupnya.
Manusia dalam kehidupannya tidaklah cukup memperhatikan materi, energi dan informasi. Dalam kehidupannya yang modern arus uang lah yang lebih penting. Oleh karena itu walaupun ekologi penting, ia bukanlah satu-satunya masukan untuk mengambil keputusan dalam permasalahan lingkungan hidup, melainkan hanyalah salah satu masukan saja. Masukan yang lainya ialah ekonomi dan juga teknologi, politik dan sosial budaya.
Ekologi adalah salah satu komponen dalam sistem pengelolaan lingkungan hidup yang harus ditinjau bersama dengan komponen lain untuk mendapatkan keputusan yang seimbang.
Suatu konsep sentral dalam ekologi ialah ekosistem yaitu suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal-balik antara mahkluk hidup dengan lingkungannya. Menurut pengertian, suatu sistem terdiri atas komponen-komponen yang bekerja secara teratur sebagai suatu kesatuan. Ekosistem terbentuk oleh komponen hidup dan tak hidup disuatu tempat yang berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur. Keteraturan itu terjadi oleh adanya arus materi dan energi yang terkendalikan oleh arus informasi antara komponen dalam ekosistem itu. Masing-masing komponen itu mempunyai fungsi. Selama masing-masing komponen itu melakukan fungsinya dan bekerja sama dengan baik, keteraturan ekosistem itupun terjaga. Keteraturan ekosistem menunjukkan, ekosistem tersebut ada dalam suatu keseimbangan tertentu. Keseimbangan itu tidaklah bersifat statis, melainkan dinamis. Ia selalu berubah-ubah. Kadang-kadang perubahan itu besar, kadang-kadang kecil. Perubahan itu dapat terjadi secara alamiah maupun sebagai akibat perbuatan manusia. Kehidupan semua jenis makhluk hidup saling mempengaruhi, dipengaruhi, serta berinteraksi dengan alam membentuk kesatuan yang di sebut ekosistem.
6. KOMPONEN PENYUSUN EKOSISTEM
Semua penyusun ekosistem dapat dibedakan berdasarkan sifat dan fungsinya dalam ekosistem.
1. Berdasarkan Sifatnya
a. Faktor biotik
Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup dibumi, baik tumbuhan, hewan maupun manusia.
Dalam ekosistem umumnya tumbuhan berperan sebagai produser, hewan berperan sebagai konsumer dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer. Faktor biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem dan biosfer. Tingkatan-tingkatan organisme tersebut dalam ekosistem akan saling berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
1. Individu
Individu merupakan organisme tunggal, seperti :seekor tikus, seekor kucing, sebatang pohon bambu, sebatang pohon kelapa dan seorang manusia. Dalam mempertahankan hidup, setiap jenis dihadapkan pada masalah-masalah hidup yang kritis. Misalnya, seekor hewan harus mendapatkan makanan, mempertahankan diri terhadap musuh alaminya, serta memelihara anaknya. Untuk mengatasi masalah tersebut, organisme harus memiliki struktur khusus seperti : duri, sayap, kantung, atau tanduk. Hewan juga memperlihatkan tingkah laku tertentu, seperti membuat sarang atau melakukan migrasi yang jauh untuk mencari makanan. Struktur dan tingkah laku demikian disebut adaptasi.
Ada bermacam-macam adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya yaitu :
a. Adaptasi morfologi
Adaptasi morfologi merupakan penyesuaian bentuk tubuh untuk kelangsungan hidupnya. Contohnya :
1. Gigi-gigi khusus
Gigi hewan karnivora beradaptasi menjadi empat gigi taring besar dan runcing untuk menangkap mangsa serta gigi geraham dengan ujung pemotong yang tajam untuk mencabik-cabik mangsanya.
2. Moncong
Trenggiling besar adalah hewan menyusui yang hidup di hutan rimba Amerika Tengah dan Selatan. Makanan trenggiling adalah semut, rayap dan serangga lain yang merayap. Hewan ini mempunyai moncong panjang dengan ujung mulut kecil tak bergigi dengan lubang berbentuk celah kecil untuk mengisap semut dari sarangnya. Hewan ini mempunyai lidah panjang dan bergetah yang dapat dijulurkan jauh keluar mulut untuk menangkap serangga.
3. Paruh
Elang memiliki paruh yang kuat dengan rahang atas yang melengkung dan ujungnnya tajam. Fungsi paruh untuk mencabik korbannya.
4. Daun
Tumbuhan insektivor ( tumbuhan pemakan serangga ), misalnya kantong semar memiliki daun yang berbentuk piala dengan permukaan dalam yang licin sehingga dapat menggelincirkan serangga yang hinggap. Dengan enzim yang dimilikinya, tumbuhan melumat serangga sehingga tumbuhan ini memperoleh unsur yang diperlukan untuk hidup.
5. Akar
Akar tumbuhan gurun kuat dan panjang, berfungsi untuk menyerap air yang terdapat jauh didalam tanah. Sedangkan akar hawa pada tumbuhan bakau untuk bernapas.
b. Adaptasi fisiologi
Adaptasi fisiologi merupakan penyesuaian fungsi fisiologi tubuh untuk mempertahankan hidupnya. Contohnya :
1. Kelenjar bau
Musang dapat mensekresikan bau busuk dengan cara menyemprotkan cairan melalui sisi lubang dubur. Sekret tersebut berfungsi untuk menghindarkan diri dari musuhnya.
2. Kantong tinta
Cumi-cumi dan gurita memiliki kantong tinta yang berisi cairan hitam. Bila musuh datang, tinta disemprotkan ke dalam air di sekitarnya sehingga musuh tidak dapat melihat cumi-cumi dan gurita.
3. Mimikri pada kadal
Kadal dapat berubah warna karena pigmen yang dikandungnya. Perubahan warna ini dipengaruhi oleh faktor dalam berupa hormon dan faktor luar berupa suhu serta keadaan sekitarnya.
c. Adaptasi tingkah laku
Adaptasi tingkah laku merupakan adaptasi yang didasarkan pada tingkah laku. Contohnya :
1. Pura-pura tidur atau mati
Misalnya tupai virginia, hewan ini sering berbaring tidak berdaya dengan mata tertutup bila di dekati anjing.
2. Migrasi
Ikan salmon raja di Amerika Utara melakukan migrasi untuk mencari tempat yang sesuai untuk bertelur. Ikan ini hidup di laut. Setiap tahun ikan salmon dewasa yang berumur 4-7 tahun berkumpul diteluk di sepanjang Pantai Barat Amerika Utara untuk menuju ke sungai. Saat di sungai ikan salmon jantan mengeluarkan sperma di atas telur-telur ikan betinanya. Selelah itu ikan dewasa biasanya mati. Telur yang telah menetas untuk sementara tinggal di air tawar. Setelah menjadi lebih besar mereka berenang kebagian hilir dan akhirnya ke laut.
2. Populasi
Kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu daerah dan waktu tertentu disebut populasi. Misalnya, populasi pohon kelapa di kelurahan A pada tahun 1989 berjumlah 2552 batang.
Ukuran populasi berubah sepanjang waktu. Perubahan ukuran dalam populasi ini di sebut dinamika populasi. Kecepatan dinamika populasi adalah berbagai hal, dari alam mungkin disebabkan oleh bencana alam, kebakaran, serangan penyakit. Sedangkan dari manusia misalnya karena tebang pilih. Namun, pada dasarnya populasi mempunyai karakteristik yang khas untuk kelompoknya yang tidak dimiliki oleh tiap-tiap individu anggotanya. Karakteristik ini antara lain : kepadatan ( densitas ), laju kelahiran ( natalitas ), laju kematian ( mortalitas ), potensi biotik, penyebaran umur, dan bentuk pertumbuhan. Natalitas dan mortalitas merupakan penentu utama pertumbuhan populasi.
Dinamika populasi dapat juga disebabkan oleh imigrasi dan emigrasi. Hal ini khusus untuk organisme yang dapat bergerak, misalnya hewan dan manusia.
Imigrasi adalah perpindahan satu atau lebih organisme ke daerah lain jika di daerah yang di datangi sudah teerdapat kelompok dari jenisnya, migrasi ini akan meningkatkan populasi.
Emigrasi adalah peristiwa di tinggalkannya suatu daerah oleh satu atau lebih organisme, sehingga populasi akan menurun. Secara garis besar, imigrasi dan natalitas akan meningkatkan jumlah populasi, sedangkan mortalitas dan emigrasi akan menurunkan jumlah populasi.
3. komunitas
Adalah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi.
b. Faktor abiotik
adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia. Faktor fisik utama yang mempengaruhi ekosistem adalah sebagai berikut :
1. Suhu
Suhu beerpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup.
2. Sinar matahari
Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang di butuhkan oleh tumbuhan ( sebagai produser untuk berfotosintesis ).
3. Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air di butuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan, dan penyebaran biji. Bagi hewan dan manusia, air di perlukan sebagai air minum dan sarana hidup lain, misalnya transportasi bagi manusia dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain, misalnnya tanah dan batuan, air di perlukan sebagai pelarut dan pelapuk.
4. Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan organisme yang hidup di dalamnya juga berbeda. Tanah juga menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan.
5. Ketinggian
Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup ditempat tersebut, karena ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda.
6. Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu.
7. Garis lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Garis lintang secara tak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme dipermukaan bumi. Ada organisme yang mampu hidup pada garis lintang tertentu saja.
2. Berdasarkan Fungsinya
Dilihat dari fungsinya, ekosistem tersusun atas komponen sebagai berikut :
a. Komponen autotrof
auto = sendiri dan trophikos = makanan. Autotrof adalah organisme yang mampu membuat/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan energi seperti cahaya matahari dan energi kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produser, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.
b. Komponen heterotrof
heteros = berbeda, trophikos = makanan. Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut di sediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur dan mikroba.
c. Pengurai/dekomposer
Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati. Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produser. Contohnya bakteri dan jamur.
7. INTERAKSI ANTAR KOMPONEN
1. Interaksi antarorganisme
a. Netral
Hubungan tidak saling mengganggu antar organisme dalam habitat yang sama yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak. Contohnya : antara capung dan sapi.
b. Predasi
Hubungan antara mangsa dan pemangsa/predator. Hubungan ini sangat erat, sebab tanpa mangsa predator tak dapat hidup. Contoh : singa dengan mangsanya misalnya kijang dan rusa.
c. Parasitisme
Hubungan antar organisme bila salah satu organisme hidup dan berkembang pada organisme lain dengan mengambil makanan dari organisme lain ( hospes/inangnya ) sehingga bersifat merugikan inangnya. Contohnya : Plasmodium dengan manusia, Taenia saginata dengan sapi dan benalu dengan pohon inang.
d. Komensalisme
Hubungan antar dua organisme yang berbeda spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan. Salah satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan. Contohnya : anggrek dengan pohon yang ditumpanginya.
e. Mutualisme
Hubungan antar dua organisme yang berbeda spesies yang saling menguntungkan kedua belah pihak.contoh : bakteri Rhizobium yang hidup pada bintil akar tanaman kacang-kacangan.
2. Interaksi antarpopulasi
Alelopati, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contoh : disekitar pohon walnut jarang-jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik.
Kompetisi, bila antar populasi terdapat kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh : populasi kambing dengan populasi sapi dipadang rumput.
3. Interaksi antarkomunitas
Misalnya komunitas sawah dan sungai, komunitas sawah disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya padi, belalang, burung, ular dan gulma. Komunitas sungai terdiri dari ikan, ganggang, zooplankton, fitoplankton dan dekomposer. Antara komunitas sawah dan sungai terjadi interaksi dalam bentuk peredaran nutrien dari air sungai ke sawah dan peredaran organisme hidup dari kedua komunitas tersebut.
Interaksi antarkomunitas cukup kompleks karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga aliran energi dan makanan.
SIKLUS KARBON
4.Interaksi antarkomponen biotik dengan abiotik
Interaksi antar komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem. Hubungan antara organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem itu. Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut suatu ekosistem dapat mempertahankan keseimbangannya. Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh maka akan mendorong terjadinya dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai keseimbangan baru.
8. MACAM EKOSISTEM
1. Ekosistem darat
a. Bioma gurun
Banyak terdapat di daerah kering dengan curah hujan sedikit. Tumbuh-tumbuhan yang
tumbuh adalah tumbuhan yang teradaptasi dengan keadaan kering, misalnya tubuhnya ditutupi oleh kutikula yang tebal dan akar yang panjang. Juga tumbuhan sukulen
atau kaktus, yang menyimpan banyak air pada batangnya dan daunnya menyempit menjadi duri. Hewan yang hidup pada bioma ini adalah unta, tikus,ular, kadal, kalajengking, dan semut.
b. Bioma padang rumput
Pada bioma ini terdapat cukup curah hujan, tetapi tidak cukup untuk menumbuhkan hutan. Tumbuhan dominannya adalah rumput, sedangkan pohon dan semak terdapat di sepanjang sungai di daerah tersebut. Macam padang rumput adalah prairi rumput pendek, prairi rumput tinggi dan padang rumput tropis. Prairi adalah padang rumput yang luas tanpa pohon.
c. Bioma hutan basah
Terdapat di daerah tropis yang banyak turun hujan. Vegetasinya tumbuh sangat rapat. Jenis tumbuhan pada bioma ini sangat beraneka ragam/heterogen, mulai dari tumbuhan pendek yang hidup di dasar hutan hingga tumbuhan yang berukuran tinggi. Juga ada tumbuhan epifit (tumbuhan yang tumbuh pada pohon yang mempunyai naungan/kanopi, seperti anggrek) dan liana (tumbuhan yang memanjat pada tumbuhan lain, seperti rotan). Hewan-hewan yang hidup pada hutan ini antara lain monyet, macan kumbang, harimau, tapir, gajah, dan bermacam-macam burung.
d. Bioma hutan gugur
Terdapat di daerah yang memilki 4 musim (musim semi, panas, gugur dan dingin). Tumbuhan yang dominan adalah tumbuhan berdaun lebar, seperti pohon oak, elm, maple dan beech. Pohon-pohon di hutan ini menghijau pada musim panas, dan menggugurkan
daunnya pada musim gugur, dan pada musim dingin daunnya ‘habis’. Memasuki musim semi pohon-pohon tersebut mulai menumbuhkan daunnya.
e. Bioma taiga
Terletak di selatan tundra, yaitu di antara daerah beriklim sedang dengan kutub. Bioma ini disebut pula bioma dengan hutan berawa atau hutan boreal. Tumbuhan dominannya adalah konifer atau tumbuhan berdaun jarum (pinus). Hewan yang hidup di sini adalah
ajax, beruang hitam, dan serigala.
f. Bioma tundra
Terdapat di daerah kutub, tumbuhan dominannya adalah lumut kerak (Lichenes), lumut
Sphagnum, rumput dan tumbuhan pendek lainnya yang biasanya hanya berumur 4 bulan. Hewan yang hidup di bioma ini adalah rusa, serigala dan beruang kutub.
2. Ekosistem air tawar
Organisme dalam air dapat digolongkan berdasarkan aliran energi dan cara hidup. 1. Berdasarkan aliran energi, organisme dibagi menjadi autotrof ( tumbuhan ) dan fagotrof yaitu karnivor predator, parasit, dan saproba atau organisme yang memakan sisa-sisa organisme.
2. Berdasarkan cara hidup, organisme dibedakan sebagai berikut :
a. Plankton, terdiri atas fitoplankton dan zooplankton.
b. Nekton, hewan yang aktif berenang dalam air, misal ikan.
c. Neuston, organisme yang mengapung atau berenang dipermukaan air,misal serangga air.
d. Perifiton, merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat pada tumbuhan atau benda lain, misal keong.
e. Bentos, hewan dan tumbuhan yang hidup didasar atau pada endapan. Misal cacing dan remis.
Ekosistem air tawar di golongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk ekosistem air tenang adalah danau dan rawa. Termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai.
3. Ekosistem air laut
Ekositem air laut di bedakan atas lautan, pantai,estuari dan terumbu karang.
1. laut
Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.
1. Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dibagi sebagai berikut
a. Litoral merupakan daerah yang berbatasan dengan darat.
b. Neritik merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya matahari sampai bagian dasar, dalamnya kurang lebih 300 meter.
c. Batial merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara 200-2.500 meter.
d. Abisal merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih dalam dari pantai ( 1.500-10.000 m ).
2. Menurut wilayah permukaannya secara horizontal, berturut-turut dari tepi laut dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman air sekitar 200 m.
b. Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik dengan kedalaman 200-1.000 m. Hewannya misal ikan hiu.
c. Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman 200-2.500 m. Hewannya misal gurita.
d. Abisalpelagik merupakan daerah dengan kedalaman 4.000 m. Tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar matahari tidak mampu menembus daerah ini.
e. Hadal pelagik merupakan bagian laut yang terdalam ( dasar ). Dibagian ini biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat mengeluarkan cahaya.
2. Ekosistem pantai
Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini di huni oleh beberapa jenis ganggang, moluska dan remis yang menjadi makanan bagi kepiting dan burung pantai.
Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Di huni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivor dan karnivor, kepiting, landak laut, bintang laut dan ikan-ikan kecil.
Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Di huni oleh beragam invertebrata dan ikan serta rumpuut laut.
3. Estuari
Merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam,ganggang, dan fiotplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan.
4. Terumbu karang
Dilaut tropis, padda daerah neritik, terdapat suatu komunitas khusus yang terdiri dari karang batu dan organisme-organisme lainnya.komumitas ini disebut terumbu karang. Terumbu karang didominasi oleh karanng yanng merupakan kelompok Cnidaria yang mensekresi kalsium karbonat. Hewan yang hidup dikarang memakan organisme mikroskopis dan sisa-sisa organik lain.
9. PERUBAHAN LINGKUNGAN DAN KELESTARIAN KESEIMBANGAN LINGKUNGAN
Kerusakan lingkungan hidup :
- Bentuk kerusakan lingkungan hidup akibat peristiwa alam
- Letusan gunung berapi
Bahaya yang ditimbulkan oleh letusan gunung berapi antara lain berupa :
· Hujan abu vulkanik, menyebabkan gangguan pernafasan.
· Lava panas, merusak dan mematikan apapun yang dilalui.
· Awan panas, dapat mematikan makhluk hidup yang dilalui
· Gas yang mengandung racun.
· Material padat ( batuan, kerikil, pasir ) dapat menimpa perumahan dan lain-lain
- Gempa bumi
Bahaya yang ditimbulkan oleh gempa lebih dahsysat dibandingkan dengan letusan gunung berapi. Pada saat gempa berlangsung terjadi beberapa peristiwa sebagai akibat langsung maupun tidak langsung, diantaranya :
· Berbagai bangunan roboh
· Tanah dipermukaan bumi merekah dan jalan menjadi putus.
· Tanah longsor akibat goncangan
· Terjadi banjir,akibat rusaknya tanggul
· Gempa yang terjadi dilaut dapat menyebabkan tsunami ( gelombang pasang ).
- Angin topan
Serangan angin dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup dalam bentuk :
· Merobohkan bangunan
· Rusaknya areal pertanian dan perkebunan
· Membahayakan penerbangan
· Menimbulkan ombak besar yang dapat menenggelamkan kapal
- Kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia
- Terjadinya pencemaran ( pencemaran udara, air, tanah dan suara ) sebagai dampak adanya kawasan industri.
- Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya sistem pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.
- Terjadinya tanah longsor sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.
Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain :
a. Penebangan hutan secara liar ( penggundulan hutan ).
b. Perburuan liar.
c. Merusak hutan bakau.
d. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
e. Pembuangan sampah disembarang tempat.
f. Bangunan liar didaerah aliran sungai ( DAS ).
g. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan diluar batas.
Keserasian bukanlah suatu hal yang kekal, melainkan berubah-ubah menurut umur orang atau golongan, tempat dan waktu. Karena itu melestarikan keserasian bertentangan dengan hakikat hidup yang menginginkan perubahan. Melestarikan keserasian akan berarti meniadakan kebutuhan dasar untuk dapat memilih. Karena itu akan berarti menurunkan mutu lingkungan dan mutu hidup.
Lingkungan selalu berubah, iklim berubah, permukaan laut berubah, flora dan fauna berubah, kepulauan berubah, aktifitas geologi,erosi, volkanisme. Dengan perubahan itu keseimbangan ekologi pun berubah. Jelaslah keseimbangan yang kekal tidaklah ada dan kita tidaklah mampu untuk menahan proses perubahan alamiah itu.
Dalam usaha untuk mengubah keseimbangan lingkungan yang ada pada mutu lingkungan yang rendah ke keseimbangan lingkungan baru pada tingkat mutu lingkungan yang tinggi diusahakan agar lingkungan tetap dapat mendukung mutu hidup yang lebih tinggi. Dengan demikian jelaslah yang kita lestarikan bukanlah keserasian dan keseimbangan lingkungan, melainkan melestarikan daya dukung lingkungan yang dapat menopang secara terlanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang kita usahakan dalam pembangunan.
Walaupun lingkungan berubah, kita usahakan agar tetap ada pada kondisi yang mampu untuk menopang secara terus-menerus pertumbuhan dan perkembangan, sehingga kelangsungan hidup kita dan anak cucu kita dapat terjamin pada tingkat mutu hidup yang makin baik.
10. UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara saja, melainkan tanggung jawab setiap insan dibumi, dari balita sampai manula. Masyarakat merupakan pengelola lingkungan sehingga kita masing-masing adalah pengelolaan lingkungan. Karena itu apabila sikap ramah terhadap lingkungan hidup dapat membudaya dalam masyarakat, budaya ini akan terbawa kekalangan pendidikan, pemerintahan, industri dan biro-biro konsultan. Dengan demikian kebijakan lingkungan yang digariskan oleh pemerintah juga akan dijiwai oleh kebudayaan lingkungan tersebut. Apabila kita berhasil membuat masyarakat berkebudayaan ramah terhadap lingkungan dan merupakan komitmen yng tinggi, kontrol sosial yang kuat akan berkembang. Dengan adanya kontrol sosial yang kuat budaya malu untuk tidak ramah terhadap lingkungan akan berkembang pula.
Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan menyusun program pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai pembangunan berwawasan lingkungan.
Faktor lingkungan yang diperlukan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan ialah terpeliharanya proses ekologi yang esensial, tersedianya sumberdaya yang cukup dan lingkungan sosial-budaya dan ekonomi yang sesuai. Ketiga faktor ini tidak hanya mengalami dampak dari pembangunan, melainkan juga merupakan dampak terhadap pembangunan. Karena itu untuk terlanjutkannya pembangunan tak cukup untuk melakukan Analisis Dampak Lingkungan yang hanya berlaku untuk perencanaan proyek pembangunan. Pengelolaan lingkungan untuk pembangunan harus didasarkan pada konsepsi yang lebih luas. Konsepsi itu harus mencakup dampak lingkungan terhadap proyek, pengelolaan lingkungan proyek yang sudah operasional dan perencanaan dini pengelolaan lingkungan untuk daerah yang mempunyai potensi besar untuk pembangunan,tetapi belum mempunyai rencana pembangunan. Syarat untuk dapat tercapainya pembangunan berkelanjutan tidak hanya fisik saja, yaitu tidak terjadinya kerusakan pada ekosistem tempat kita hidup, melainkan juga harus adanya pemerataan hasil dan biaya pembangunan yang adil antar negara dan antar kelompok didalam sebuah negara. Ini berarti bahwa kesenjangan sosial-ekonomi yang sekarang ada antara negara maju dan negara sedang berkembang serta kesenjangan antar kelompok masyarakat kaya dan mayarakat miskin dimasing-masing negara harus dikurangi. Pemerataan ini tidak hanya terjadi didalam satu generasi, melainkan juga antar generasi.
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan kualitas manusia secara bertahap dengan memperhatikan faktor lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan dikenal dengan nama Pembangunan Berkelanjutan. Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil KTT Bumi di Rio de Jeniro tahun 1992.
Didalamnya terkandung dua gagasan penting, yaitu :
- Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk menopang hidup.
- Gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Adapun ciri-ciri pembangunan berwawasan lingkungan adalah sebagai berikut :
- Menjamin pemerataan dan keadilan.
- Menghargai keanekaragaman hayati.
- Menggunakan pendekatan integratif.
- Menggunakan pandangan jangka panjang.
Pada masa reformasi sekarang ini, pembangunan nasional dilaksanakan tidak lagi berdasarkan GBHN dan Propenas, tetapi berdasarkan UU No.25 Tahun 2000, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional ( SPPN ).
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mempunyai tujuan di antaranya :
- Menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya secara efisien, efektif, berkeadilan dan pengawasan.
- Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.
- Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan.
1. Upaya yang dilakukan pemerintah
Pemerintah sebagai penanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnnya memiliki tanggung jawab besar dalam upaya memikirkan dan mewujudkan terbentuknya pelestarian lingkungan hidup. Hal-hal yang dilakukan pemerintah antara lain :
a. Mengeluarkan UU Pokok Agraria No.5 Tahun 1960 yang mengatur tentang Tata Guna Tanah.
b. Menerbitkan UU No.4 Tahun 1982, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.
c. Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No.24 Tahun 1986, tentang AMDAL ( Analisa Mengenai Dampak Lingkungan ).
d. Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan, dengan tujuan pokoknya :
1. Menanggulangi kasus pencemaran.
2. Mengawasi bahan berbahaya dan beracun ( B3 ).
3. Melakukan penelitian analisis mengenai dampak lingkungan ( AMDAL ).
e. Pemerintah mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon.
2. Upaya pelestarian lingkungan hidup oleh masyarakat bersama pemerintah
Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kelestarian lingkungan hidup disekitarnya sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan masyarakat berkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup antara lain :
a. Peletarian tanah ( tanah datar, lahan miring/perbukitan ).
Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang berkaitan dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh aliran air yang disebut erosi yang dampak pada hilangnya kesuburan tanah serta terkikisnya lapisan tanah dari permukaan bumi. Tanah longsor disebabkan karena tak ada lagi unsur yang menahan lapisan tanah pada tempatnya sehingga menimbulkan kerusakan. Jika hal tersebut dibiarkan terus berlangsung, maka bukan mustahil jika lingkungan berubah menjadi padang tandus. Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan menanam pohon atau penghijauan kembali ( reboisasi ) terhadap tanah yang semula gundul. Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu dibangun terasering atau sengkedan, sehingga mampu menghambat laju aliran air hujan.
b. Pelestarian udara
Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme bernafas memerlukan udara. Udara yang kotor karena debu ataupun asap sisa pembakaran menyebabkan kadar oksigen berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup setiap organisme. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat antara lain :
1. Menggalakkan penanaman pohon ataupun tanaman hias disekitar kita. Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi manusia. Tanaman mampu memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis. Rusaknya hutan menyebabkan jutaan tanaman lenyap sehingga produksi oksigen bagi atmosfer jauh berkurang, disamping itu tumbuhan juga mengeluarkan uap air, sehingga kelembapan udara akan tatap terjaga.
2. Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, baik pembakaran hutan maupun pembakaran mesin asap yang keluar dari knalpot kendaraan dan cerobong asap merupakan penyumbang terbesar kotornya udara diperkotaan dan kawasan industri. Salah satu upaya pengurangan emisi gas berbahaya ke udara adalah dengan menggunakan bahan industri yang aman bagi lingkungan, serta pemasangan filter pada cerobong asap pabrik.
3. Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon di atmosfer. Gas freon yang digunakan untuk pendingin AC maupun kulkas serta dipergunakan diberbagai produk kosmetik, adalah gas yang dapat bersenyawa dengan ozon, sehingga mengakibatkan lapisan ozon menyusut. Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer yang berperan sebagai filter bagi bumi, kerena mampu memantulkan kembali sinar ultraviolet ke luar angkasa yang dipancarkan oleh matahari. Sinar ultra violet yang berlebihan akan merusak jaringan kulit dan menyebabkan meningkatnya suhu udara. Pemanasan global terjadi di antaranya karena makin menipisnya lapisan ozon di atmosfer.
c. Pelestarian hutan
Eksploitasi hutan yang terus-menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini tanpa diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi rusak. Pembalakan liar yang dilakukan manusia merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan hutan. Padahal hutan merupakan penopang kelestarian kehidupan dibumi, sebab hutan bukan hanya menyediakan bahan pangan maupun bahan produksi, melaikan juga penghasil oksigen, penahan lapisan tanah dan menyimpan cadangan air. Upaya yang dapat dilakukan untuk melestariakan hutan :
1. Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
2. Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
3. Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
4. Menerapkan sistem tebang-tanam dalam kegiatan penebangan hutan.
5. Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan hutan.
d. Pelestarian laut dan pantai
Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumberdaya alam potensial. Kerusakan biota laut dan pantai banyak disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir pantai, karang di laut, pengrusakan hutan bakau, merupakan kegiatan-kegiatan manusia yang mengancam kelestarian laut dan pantai. Terjadinya abrasi yang mengancam keletarian pantai di sebabkan telah hilangnya hutan bakau disekitar pantai yang merupakan pelindung alami terhadap gemburan ombak.
Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara :
1. Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar pantai
2. Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun didasar laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
3. Melarang pemakaian bahan peledak dan kimia lainnya dalam mencari ikan.
4. Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.
f. Pelestarian flora dan fauna
Kehidupan dibumi merupakan sistem ketergantungan antara manusia, hewan, tumbuhan dan alam sekitarnya. Terputusnya salah satu mata rantai dari sistem tersebut akan mengakitkan gangguan dalam kehidupan. Oleh karena itu, kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak diperhatikan demi kelangsungan hidup manusia. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna daantarnya :
1. Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.
2. Melarang kegiatan perburuan liar.
3. Menggalakkan kegiatan penghijauan.
11. POLA HIDUP SEDERHANA DAN LINGKUNGAN HIDUP
Pola hidup mewah dan konsumtif merupakan bahaya terhadap terdukungnya pembangunan secara berlanjut. Pola hidup demikian merupakan efek penyusutan sumberdaya yang besar dan mendorong terjadinya keresahan sosial. Tekanan terhadap sumberdaya alam kita sudahlah besar, sedangkan sumberdaya alam itu adalah vital bagi kelangsungan hidup kita. Karena itu pola hidup mewah yang boros pada hakikatnya membahayakan kelangsungan hidup kita.
Pola hidup sederhana dapat didefinisikan sebagai pola hidup yang wajar dan selaras dengan lingkungan, dengan menggunakan sumberdaya secara halal dan sah, hemat tidak mencemarkan lingkungan hidup dan dengan daya guna yang tinggi.
Pola hidup bagaimana yang akan kita terapkan dalam kehidupan kita masing-masing.
Pola hidup yang sederhana bukan hanya sebagai selogan saja tapi juga harus diterapkan di dalam kehidupan kita. Semuanya tergantung kepada kita yang menjalaninya.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Apabila lingkungan tercemar atau kerusakan lingkungan terjadi, maka akan berdampak buruk bagi kelanjutan dari keberadaan sumberdaya alam yang akhirnya dapat menurunkan kehidupan masyarakat. Pengelolaan sumberdaya alam agar berkelanjutan perlu diadakan pelestarian terhadap lingkungan tanpa menghambat kemajuan.
2. Saran
Setiap orang harus melakukan usaha menyelamatkan lingkungan hidup disekitar kita sesuai kemampuan. Sekecil apapun usaha yang kita lakukan sangat besar manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak. Hiduplah yang wajar dan selaras dengan lingkungannya dengan menggunakan sumberdaya secara halal dan sah, hemat tidak mencemarkan lingkungan hidup dan dengan daya guna yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Soemarwoto,Otto,2004.Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan.Ed.,ke-10.Jakarta:Djambatan
Tresna Sastrawijaya,A,M.Sc,2000.Pencemaran Lingkungan.Cetakan ke-2.Jakarta:Rineka Cipta
Pratiwi,D.A,Dra,Maryati,Sri,Dra,Srikini,Dra,Suharno,Drs,S,Bambang,Drs,2004. Buku Penuntun Biologi SMA untuk kelas X.Jakarta:Erlangga
http://forum.cekinfo.com/showthread.php?t=1680

Tidak ada komentar:
Posting Komentar